Search

Tiga Misteri masih menyelimuti kasus kakek dibuang dari ambulans

Entah atas alasan apa, seorang kakek tua renta dibuang begitu saja dari dalam ambulans. Akihirnya, kakek malang ini tewas setelah beberapa lama tidak mendapatkan perawatan yang memadai untuk mengobati penyakitnya.

Peristiwa ini membuat masyarakat sekitar geger. Kakek yang dikenal baik itu tewas secara mengenaskan gara-gara ditaruh begitu saja.

Masih banyak misteri yang menyelimuti kasus pembuangan kakek itu dari ambulans. Mulai dari kepemilikan ambulans, pelat nomor kendaraan yang misterius, hingga alasan-alasannya.


Berikut beberapa misteri yang belum terungkap yang dirangkum merdeka .com:

1. Dikenal orang baik tetapi dibuang
Kakek yang dibuang ambulans di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Lampung, Selasa (21/1) hingga menemui ajalnya di Rumah Sakit Abdul Muluk Lampung keesokan harinya ini, menjadi bahan pembicaraan warga yang mengenalnya.

Yeti (48), warga Jagabaya II, Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung yang pernah menampung kakek tersebut mengungkapkan, almarhum Edi (nama kakek itu) sudah dikenal warga di kampungnya. Selain tidak memiliki keluarga di Lampung, almarhum Edi juga dikenal akrab dengan banyak orang.

"Orangnya baik dan ramah," ungkapnya kepada merdeka.com, Jumat (24/1).

Sehari-hari, kata dia, almarhum Edi kerap diminta tolong warga untuk membersihkan pekarangan rumah dan membuang sampah. Dari usaha itu, Edi mendapat upah yang digunakannya untuk makan sehari-hari.

"Bisa dibilang almarhum ringan tangan. Dia jadi 'pesuruh' warga, tapi diupah. Nah, almarhum tidak pernah menolak jika orang mau minta tolong," ujarnya.

Selama mendiami garasi rumahnya, almarhum Edi tidak pernah mengeluhkan kesehatannya. "Almarhum tidak pernah sakit atau pernah ngomong ada keluhan. Entah karena tak mau merepotkan atau gimana," kata dia.

Lebih lanjut Yeti membantah jika almarhum Edi tidak bisa bicara alias tunarungu seperti yang dikabarkan banyak orang pascameninggalnya kakek tersebut.

"Almarhum bisa kok bicara. Mungkin orang yang bilang dia bisu karena saat dirawat dia tidak bisa lagi sanggup lagi untuk bicara, mungkin karena sakitnya sudah parah," pungkasnya.

2. Mengapa dibuang
Ema (25), saksi mata mengaku sempat mengejar ambulans yang membuang kakek Edi di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Lampung beberapa waktu yang lalu.

Ema yang berprofesi sebagai sales ini menuturkan, peristiwa miris tersebut terjadi pada Senin (20/1) sore. Saat itu, dirinya beserta 9 orang temannya melintas di lokasi kejadian hendak pulang dari bekerja mengendarai mobil.

Dalam perjalanan, tepatnya di Sukadanaham, mereka melihat ada ambulans yang menurunkan pasiennya di sebuah gardu yang sepi dan cukup jauh dari pemukiman. Namun, ambulans tersebut lekas kabur sebelum mereka sampai di lokasi.

Merasa penasaran, Ema dan tujuh temannya turun untuk melihat orang yang dibuang. Mendapati seorang kakek yang masih terpasang infus itu, mereka langsung mengejar ambulans tersebut beberapa kilometer. Sial, ambulans itu tidak ditemukan lagi karena dengan kecepatan tinggi.

"Kami sempat kejar ambulans itu, tapi tidak terkejar lagi karena ngebut banget," ungkapnya kepada merdeka.com, Sabtu (25/1).

Kemudian mereka kembali ke lokasi untuk mengecek kondisi kakek itu. Lantaran takut terlibat ditambah mobil yang mereka kendarai sudah penuh, akhirnya kakek ditinggal di lokasi.

Keesokan harinya, Selasa (21/1) pagi, barulah Ema mengabarkan kepada wartawan tentang penemuan kakek tersebut.

"Ngerti sendirilah perasaan kami saat itu, kami takut, bingung, kasihan. Jadi, kami berinisiatif untuk meninggalkannya," ungkapnya.

"Jika saya diminta keterangan oleh polisi saya siap, tapi tidak saat jam kerja, karena saya ini karyawan," sambungnya.

3. Ambulans siapa?
Ambulans yang membuang Almarhum Edi, kakek yang dibuang di sebuah gardu di Sukadanaham, Tanjung Karang Barat, Lampung, Selasa (21/1) hingga menemui ajalnya di Rumah Sakit Abdul Muluk Lampung keesokan harinya ini, diduga milik RSUD A Dadi Tjokorodipo Bandar Lampung.

Hal ini berdasarkan penelusuran wartawan di bagian aset Pemkot Bandar Lampung. Awalnya, wartawan sempat kebingungan karena tidak menemukan plat merah ambulans yang dinyatakan saksi dengan nomor polisi BE 2472 AY.

Namun, di dalam daftar aset kendaraan dinas di pemerintahan setempat, wartawan menemukan plat ambulans dengan angka yang sama tetapi berbeda seri di belakangnya, yakni BE 2472 AZ.

Di dalam daftar kendaraan milik Pemkot Lampung tersebut, plat BE 2472 AZ merupakan milik Dinas Kesehatan Bandar Lampung yang diperuntukkan bagi operasional RSUD A Dadi Tjokorodipo Bandar Lampung dengan kendaraan jenis APC warna silver.

Jika ditelusuri lebih lanjut, warna dan jenis ambulans tersebut sama persis dengan keterangan saksi mata.

Saat dikonfirmasi kepada pihak kepolisian, Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih mengaku belum menerima laporan penemuan plat ambulans yang membuang Almarhum.

"Sampai saat ini kami belum menerima laporan itu karena kami masih menyelidiki dan mengungkap pelakunya termasuk ambulans itu," singkatnya. - merdeka.com

sumber: http://ift.tt/1b0Zghx
Blogger Template