Luka ringan atau lecet di area vagina jadi masalah umum pada perempuan yang aktif secara seksual. Meskipun tak serius, namun lecet di area intim ini menimbulkan rasa tak nyaman baik saat sedang bercinta ataupun tidak.
"Banyak perempuan baru menyadari mengalami lecet di area vagina saat sedang berhubungan seksual. Muncul rasa perih tiba-tiba dan sangat mengganggu," ujar Edwin Huang, MD, ginekolog di Massachusetts General Hospital, Boston
Perih pada luka di vagina ini akan makin terasa saat terkena cairan sperma. Luka yang terbuka, terkena gesekan dan cairan, maka rasa perih semakin menjadi.
Sebenarnya, lecet ini tak berdampak serius pada kondisi kesehatan pada khususnya. Tapi, bisa berefek negatif pada aktivitas dan rasa nyaman saat berhubungan seksual.
Untuk itu, penting bagi Anda mengetahui penyebab lecetnya vagina dan cara mengatasinya. Menurut Huang, ketika perempuan merasa bergairah maka vagina akan mengeluarkan cairan yang berfungsi melubrikasi.
Sehingga, saat terjadi penetrasi, vagina tak terasa sakit. Ketika vagina tak terlubrikasi dengan cukup, menurut Huang, akan menimbulkan luka kecil atau lecet. Semakin intens penetrasi, maka risiko lecet semakin tinggi.
"Vagina yang kering pemicu umum terjadinya lecet. Ini bisa terjadi karena faktor hormon, jelang menopause atau mungkin trauma seksual," ungkap Huang.
Ia menyarankan untuk foreplay lebih lama. Pastikan tubuh dan pikiran merasa rileks saat bercinta. Atau, bisa juga menggunakan cairan lubrikasi tambahan yang aman untuk area intim.
Tak hanya itu, pilihan posisi bercinta juga sebaiknya diperhatikan. "Risiko luka pada vagina lebih kecil jika dengan posisi woman on top, karena perempuan lebih memegang kontrol," ungkap Huang.
source: http://www.blogbugar.com/2013/09/menghindari-dan-mengatasi-miss-v-lecet.html