Kebanyakan terowongan di Indonesia di bangun oleh bangsa Belanda saat mereka menjajah nusantara selama 350 tahun. Kecuali terowongan Dwi Bakti Karya dan Eka Bakti Karya yang dibangun Indonesia sendiri pada tahun 1969.
Sebagian terowongan ini tidak difungsikan lagi, karena jalurnya yang memang sudah mati, ada yang sudah tidak layak digunakan karena dimakan usia dan ada juga yang sengaja ditutup untuk sementara waktu.
Terowongan terpanjang yang ada di Indonesia yaitu terowongan Wilhelmina dengan panjang 1208 meter. Nah, berikut beberapa terowongan yang ukurannya tidak kalah panjang dengan terowongan Wilhelmina. Penasaran? berikut ulasannya seperti yang dikutip dari wowasiknya.com.
1. Terowongan Gunung Gajah – 368 meter
Terowongan Gunung Gajah merupakan terowongan peninggalan Belanda yang masuk dalam wilayah DAOP III, Sumatera Selatan, tepatnya terletak di antara stasiun Bunga Mas dan stasiun Lahat, dengan panjang 368 meter.
Nama terowongan ini sebenarnya Willem Synja, tapi karena letaknya berada di kelurahan Gunung Gajah, kota Lahat, sehingga banyak orang menyebutnya Terowongan Gunung Gajah, selain itu nama ini sangat familiar didengar di telinga orang Indonesia, karena mudah di ingat.
2. Terowongan Tebing Tinggi – 424 meter
Sama dengan Terowongan Gunung Gajah, Terowongan ini juga terletak di Sumatera Selatan, tepatnya di Talang Banyu, desa Tanjung Kupang, kecamatan Tebing Tinggi.
Terowongan yang memiliki panjang sekitar 424 meter ini, termasuk salah satu terowongan yang masih aktif di Indonesia. Tapi karena kurangnya perawatan, sehingga terlihat di beberapa bagian tampak mengalami kerusakan akibat goncangan dan gerusan air hujan.
3. Terowongan Ijo – 580 meter
Terowongan dengan panjang 580 meter ini dibangun pada jaman Belanda antara tahun 1885 sampai dengan tahun 1886, dengan sistem kerja paksa pada jaman itu, yang kabarnya sudah memakan banyak jiwa orang pribumi.
Keunikan Terowongan Ijo terletak pada bentuk muka terowongan yang memiliki dinding luar yang tidak rata, karena tersusun dari batu kali yang di tata sedemikian rupa. Sedangkan ornamen mendatar di atas muka terowongan di buat bergerigi dengan lekukan setengah lingkaran.
Meskipun umur terowongan ini sudah sangat tua, tapi kontruksinya tampak masih kuat. Ditambah lagi alam disekitarnya yang bernuansa pedesaan membuat terowongan ini pernah dijadikan lokasi syuting film “Daun di Atas Bantal” dan “Kereta Api Terakhir”.
4. Terowongan Kupitan – 600 meter
Terowongan yang memiliki panjang sekitar 600 meter ini, berada di wilayah DAOP II, Sumatera Barat, tepatnya diantara Muarakalaban dengan Padang Sibusuak. Terowongan ini sudah tidak aktif lagi dan dibangun pada tahun 1921, sesuai dengan angka yang tertulis di depan pintu masuk terowongan ini.
5. Terowongan Lampegan – 687 meter
Terowongan ini berada diantara Cianjur dengan Sukabumi, tepatnya di kecamatan Cibeber. Dibangun antara tahun 1881 sampai 1884 oleh perusahaan Staatspoorwegen Westerlijnen yang juga menyelesaikan pembangunan rute lintasan kereta api sepanjang 184 km dari Bogor, Sukabumi, Bandung, hingga Cicalengka.
Pada tanggal 8 Februari 2001, terowongan Lampegan ambruk. Tapi terowongan dengan panjang sekitar 687 meter ini sudah direnovasi ulang.
Menurut ceritanya, nama Lampegan berasal dari kata yang sering diucapkan oleh Van Beckman, seorang mandor waktu pengerjaan terowongan ini. Setiap dia melihat pegawainya bekerja di dalam terowongan, dia selalu berteriak mengingatkan untuk membawa lampu agar lebih aman (lamp pegang), akhirnya terowongan ini dinamakan Terowongan Lampegan.
6. Terowongan Mrawan – 690 meter
Terowongan ini dibangun pada tahun 1901 dan baru selesai pada tahun 1910 oleh salah satu perusahan kereta api Hindia Belanda dengan panjang sekitar 690 meter. Terowongan ini menembus Gunung Gumitir yang membatasi Jember dengan Banyuwangi.
Saat ini terowongan yang terletak di sebelah barat stasiun Mrawan ini dikelola oleh Daerah Operasi IX Jember dan diawasi oleh PJTW (petugas jaga terowongan) yang bermarkas di stasiun Mrawan yang berada tidak jauh dari terowongan ini.
7. Terowongan Eka Bakti Karya – 760 meter
Terowongan dengan panjang sekitar 760 meter ini terletak di Sumber Pucung, Malang, tepatnya 5 km setelah stasiun Sumber Pucung. Tidak jauh dari terowongan ini terdapat juga terowongan lain yaitu Dwi Bhakti Karya dengan panjang 400 meter.
Sedangkan disebelah terowongan Eka Bakti Karya terdapat bendungan Ir. Sutami. Saat ini terowongan Eka Bakti Karya dikelola oleh Daerah Operasi VIII Surabaya bagian Kabupaten Malang.
8. Terowongan Sawahlunto – 827 meter
Terowongan Sawahlunto berada di provinsi Sumatera Barat, tepatnya di antara stasiun Sawahlunto dengan stasiun Muara Kalaban. Stasiun dengan panjang kurang lebih 827 meter ini juga memiliki nama lain yaitu Lubang Kalam.
9. Terowongan Sasaksaat – 949 meter
Terowongan Sasaksaat dibangun antara tahun 1092 sampai 1903 oleh perusahaan Hindia Belanda saat itu yaitu Staatsspoorwagen (SS). Terletak di antara jalur Padalarang dan Purwakarta di km 143 dan di antara Stasiun Sasaksaat dan Stasiun Maswati di km 144.
Terowongan Sasaksaat dibangun dengan cara membelah bukit Cidepong di kampung Sasaksaat, desa Sumur Bandung, kecamatan Cipatat, Bandung Barat, dengan panjang mencapai kurang lebih 949 meter.
Terowongan ini termasuk salah satu terowongan kereta api terpadat di Indonesia. Tiap harinya tercatat ada 44 kereta api yang secara reguler melintasi terowongan ini. Karena hal inilah saat kereta api melintas memerlukan penjagaan khusus di terowongan.
10. Terowongan Wilhelmina – 1208 meter
Terowongan ini diresmikan pada tanggal 1 Juni 1921 dengan panjang sekitar 1208 meter. Dulunya terowongan ini menghubungkan Banjar ke Cijulang. tapi saat ini, terowongan terlihat tidak terawat dengan banyak rel yang hilang, ditambah lagi banyak tanaman akar-akar yang menyelimuti terowongan ini.
The post 10 Terowongan Kereta Api Terpanjang di Indonesia appeared first on terselubung.in.
diambil dari: http://ift.tt/1rrYf13